Pergantian nama tersebut diputuskan pada rapat DPP Partai Golkar, kemarin malam (Rabu, 16/12). Hal itu berarti penunjukan hampir bersamaan dengan pengunduran diri Setya Novanto.
"DPP sudah selesai rapat, sudah ada nama baru tadi malam didapat," ujar Firman di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (17/12).
Wakil Ketua Komisi IV DPR itu mengaku, dirinya akan memperjuangkan agar nama yang telah ditetapkan DPP Golkar bisa memimpin rapat paripurna.
Sayangnya, Firman tak mau membocorkan siapa tokoh Golkar yang akan mengantikan Setya Novanto.
"Yang pasti sudah ada satu nama, sudah itu saja," ujar Firman.
Di kesempatan berbeda, Fadel Muhammad selaku Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali menjelaskan, setidaknya ada empat syarat yang harus dipenuhi kader Golkar untuk menjadi pimpinan parlemen. Yaitu, posisi strategis secara struktur organisasi, suara terbanyak di daerah pemilihan (Dapil), berpengalaman, dan mendapat persetujuan ketua umum partai.
"Semua ini dibawa di rapat pleno baik DPD I dan II. Sekarang ada di tangan ketua umum kapan rapat plenonya," ujar Ketua XI DPR RI itu.
"Dulu waktu pemilihan yang lalu (2014), kami sudah petakan seluruhnya. Tertinggi di Dapil, saya, Ade Komarudin dan Setya Novanto. Kemudian karena prerogatif ketua umum, saya jadi ketua komisi XI, saya senang karena menangani ekonomi," kata Fadel.
[ald]
BERITA TERKAIT: