Istana: Soal Reshuffle, Tak Ada Intervensi Parpol Terhadap Presiden

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 13 Agustus 2015, 08:32 WIB
Istana: Soal Reshuffle, Tak Ada Intervensi Parpol Terhadap Presiden
teten masduki/net
rmol news logo . Dalam reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (12/8), terdapat sejumlah nama baru yang masuk dalam Kabinet Kerja, seperti Rizal Ramli, Darmin Nasution, Thomas Lembong, dan Pramono Anung Wibowo. Menanggapi hal itu, Staf Khusus Presiden Teten Masduki menjelaskan, bahwa pertimbangan Presiden memilih nama-nama itu sudah memperhatikan aspek profesiolitas, integritas, dan juga aspek lain yang khusus dalam merespon situasi terakhir masalah ekonomi.

"Saya kira itu sekarang yang dibutuhkan oleh masyarakat, jadi dalam hal ini Presiden dalam melakukan rekrutmen para menteri baru itu betul-betul memperhatikan aspirasi masyarakat," kata Teten di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).

Terkait dengan penunjukan Luhut B. Pandjaitan yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Presiden sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Polhukam, Teten mengatakan, itu dimaksudkan untuk lebih membangun kabinet yang lebih kuat, lebih efektif, karena harapan masyarakat kan terhadap pemerintah Jokowi-JK ini sangat luar biasa.

Teten yang juga merupakan Tim Komunikasi Presiden itu juga menegaskan, reshufle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Jokowi kali ini tidak dmaksudkan untuk mengakomodir kepentingan partai politik.

"Saya kira tidak ada, kalau lihat konsolidasi politik kan sudah cukup baik, DPR sama pemerintah juga cukup baik. Ini rekrutmen kabinet baru saya kira ditujukan untuk teamwork yang lebih kuat juga lebih efektif, itu saja," tegas Teten.

Demikian juga terkait penggantian Andi Widjajanto dari jabatannya sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab), menurut Teten, ini merupakan bagian untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efektif.

Sejauh mana partai politik mendikte Presiden? "Nggak ada, kami tahu persis prosesnya, nggak ada. Ini sama-sama komitmennya untuk memperbaiki kinerja pemerintahan," ungkap Teten.

Teten juga menyampaikan, bahwa reshuffle kabinet ini bukan berarti menteri yang digantikan itu tidak perform. Tetapi, ia menegaskan, intinya  konsolidasi pemerintahan harus dilakukan. "Kan ada reposisi, bukan berarti mereka kinerjanya buruk. Cuma ada kebutuhan untuk merespon keadaan, resposisi itu untuk pemerintahan yang lebih solid," terangnya.

Menurut Teten, pemberitahuan terhadap para menteri yang mengalami reshuffle telah dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada Selasa sore (11/8). Para menteri itu dipanggil ke Istana Kepresidenan.

"Saya ikut dampingi. Pak Presiden dan Wapres sudah hadir, lalu masing-masing menteri yang akan diganti, dipanggil. Lalu diberitahukan, disampaikan alasan pergantiannya," jelas Teten seperti dilansir dari laman setkab.go.id.

Adapun terkait Indroyono Soesilo yang sedang melaksanakan tugas sebagai Menko Kemaritiman ke Papua, menurut Teten, karena ingin tuntas saat itu, maka Presiden dengan terpaksa akhirnya melakukan kontak by phone. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA