Berbaju Militer, Jokowi Justru Pamer Keterbatasan Kemampuannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Rabu, 17 Juni 2015, 16:02 WIB
Berbaju Militer, Jokowi Justru Pamer Keterbatasan Kemampuannya
joko widodo dan din syamsuddin/net
rmol news logo Setiap anggota militer yang mau berpolitik atau ingin menjadi presiden harus melepaskan keanggotaannya dari militer. Demikian pula presiden, sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata justru harus berbaju sipil.

"Itu (presiden berbaju sipil) simbol paling tegas dari civil supremacy dalam demokrasi," tegas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik melalui keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, petang ini (Rabu, 17/6).

Hal ini dikemukakan Rachland menanggapi penampilan Presiden Joko Widodo yang tetap mengenakan seragam militer saat menerima tamu di Istana Negara, Jakarta, kemarin (Selasa, 16/6).

Lebih lanjut Rachlan mengingatkan, di Indonesia, imperatif demokrasi itu diwujudkan dengan darah, airmata, bahkan nyawa rakyat, termasuk mahasiswa dan buruh. Itu sebabnya, saat Jokowi berbaju militer dan menerima tamu di Istana, ia menilai Jokowi bukan cuma menggelikan. Jokowi juga secara memalukan memamerkan keterbatasan kemampuannya.

"Dan lebih buruk, menunjukkan betapa rendahnya penghargaan Presiden pada sejarah perjuangan demokrasi kita," kritiknya.

Sepengetahuan dirinya, sepanjang sejarah RI, baru kali ini ada presiden memakai seragam militer ketika menjalankan tugas sehari-harinya di Istana.

"Padahal dia sipil. Presiden yang berlatar belakang militer saja tidak pernah," sindir Rachland yang juga dikenal sebagai pegiat anti kekerasan.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA