Begitu dikatakan Ketua KM AMPG Jakarta Utara, Alexandra saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa (19/5).
Leo, kata Alex, adalah pemain baru di Golkar. Selama ini, dia berkiprah di bawah bayang bayang Agung Laksono.
"Jadi kalau kata anak anak sekarang norak, karena baru bisa dapat bicara di partai Golkar dan media. Bahwa Bang Akbar jelas di akui dalam sejarah dan seluruh kader karena telah tiga kali membuat sejarah yang berarti dan terhormat, juga menyelamatkan partai Golkar," bebernya.
Tahun 1998, lanjut Alex, Akbar Tandjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan memperkenalkan paradigma baru Partai Golkar yang demokratis dan reformis. Lalu, tahun tahun 1999 di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung, Golkar masih bisa menempati urutan kedua pemenang pemilu di tengah ancaman, intimidasi dan tekanan.
"Ketiga Bang Akbar membawa partai Golkar memenangkan pemilu tahun 2004 dan memperkenalkan konvensi partai Golkar untuk memunculkan calon Presiden dari Partai Golkar suatu gagasan politik baru dan pertama kali diadakan oleh partai politik di Indonesia sepanjang sejarah perpolitikan di Indonesia," terangnya.
Makanya, Alex merasa heran Leo Nababan bisa terkesan mengecilkan Akbar Tandjung dengan melakukan penolakan terhadap Munaslub.
"Munaslub adalah jalan terbaik guna mengikut sertakan partai golkar ikut dalam pilkada. Bang Akbar mementingkan kepentingan pengurus partai golkar tingkat daerah untuk bisa ikut dalam pilkada. Bukan mengutamakan kepentingan pribadi," jelasnya.
"Leo Nababan harus ikut dalam pelatihan kader lagi, supaya tahu doktrin dan sejarah Partai Golkar.
[sam]
BERITA TERKAIT: