Tentang rencana Jokowi-JK menghapus program tersebut, Rizal Ramli memberikan pandangan.
Menurut penasihat ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, program Raskin sebetulnya sangat efektif secara umum di tingkat kabupaten-kabupaten.
"Karena beras dibagi-bagikan oleh kepala-kepala Dukuh, bukan kepala Desa, langsung kepada penduduk sangat miskin dan rakyat berusia tua di Dukuh-Dukuh," kata Rizal kepada redaksi beberapa saat lalu (Jumat malam, 13/2).
Diakuinya, ada banyak "permainan" Raskin di lima kota besar. Raskin tersebut dijual kepada pedagang, dan sebagian besar tidak sampai rakyat miskin. Tetapi menurut Rizal, hal itu bukan alasan untuk menghapus programnya.
"Tapi, yang tidak beres diperbaiki tata kelolanya, bukan sistem yang sudah bagus dihapuskan. Kalau itu dilakukan, betul-betul pemerintah neo-liberal yang tidak pro-rakyat," tegas Rizal.
Mengenai kualitas beras yang dibagikan sering sangat jelek, tambah Rizal, itu lebih disebabkan
stock management Bulog yang tidak becus.
"Karena sering impor terus walau tidak diperlukan, sehingga beras bertahun-tahun dalam gudang," jelasnya.
[ald]