"Ini prestasi karena sebelumnya tidak pernah ada pemerintah yang menaikkan harga BBM di dalam negeri ketika minyak dunia turun. Ini anomali luar biasa," ujar Rizal saat wawancara
live dengan salah satu televisi swasta dari kawasan Parlemen Senayan, Selasa siang (18/11).
Penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa ini juga mengucapkan "selamat" karena Jokowi sudah menaikkan BBM subsidi sebesar Rp 2.000 tanpa lebih dulu menjelaskan kepada publik soal perhitungan yang jadi dasar kebijakan.
"Selamat, menaikkan Rp 2.000 tanpa hitungan jelas," sindirnya.
Menurut perhitungan pihaknya, kenaikan BBM premium sebesar Rp 2.000 atau menjadi Rp 8.500, dan solar menjadi Rp 7.500, berada di atas harga keekonomian (economic cost).
"Dengan
crude oil (minyak mentah) di bawah 80 dolar AS per barel, harga ekonominya Rp 7.000 sampai Rp 7.500," jelasnya.
"Dengan Jokowi menaikkan ini, berarti bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang memutuskan bahwa pemerintah tidak boleh menaikkan harga komoditas strategis di atas biaya ekonomis, komoditas strategis tidak boleh diserahkan ke pasar," tambah Rizal.
[ald]
BERITA TERKAIT: