Demikian dikatakan Trisasono dari Federasi Serikat Pekerja BUMN. Menurut dia, alasan mencabut subsidi karena subsidi hanya dinikmati orang-orang kaya sengaja digembar-gemborkan agar masyarakat mengamini kenaikan harga BBM.
"Tidak benar kalau subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya saja. Yang benar adalah Subsidi BBM selama ini ya dinikmati oleh semua orang yang tinggal di Indonesia termasuk expatriat dan turis yang datang ke Indonesia," kata Trisasono dalam pesan yang dipancarluaskan melalui Blackberry Massanger sesaat lalu (Jumat, 14/11).
Sebab, kata dia, harga BBM mempunyai impact terhadap harga-harga barang dan jasa yang dikomsumsi masyarakat sehingga daya beli masyarakat bisa terjangkau dengan harga keekonomian. Sebagai contoh, Bali dan Jogyakarta menjadi daerah tujuan wisata turis dunia karena biaya hidup dan harga-harga barang jasa diproduksi dengan murah akibat adanya subsidi BBM. Lalu biaya transportasi umum jelas lebih murah dari Singapore karena BBM disubsidi.
Selain itu, katanya lagi, kenaikan harga BBM yang akan dikompensasi dengan tiga kartu sakti juga hanya pembodohan. Anggaran subsidi BBM sebesar Rp 380 triliun. Jika subsidi dicabut, maka hanya 10 persen nya saja yang dialihkan ke Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtra. Sementara akibat dinaikannya harga BBM masyarakat hidup dengan biaya hidup yang tinggi .
"Ujung-ujungnya, sisa subsidinya cuma digunakan untuk pampasan pilpres dan pemilu dengan cara memainkan proyek proyek yang dibiaya oleh dana subsidi BBM," demikian Trisasono.
[dem]
BERITA TERKAIT: