Hal ini memperlihatkan bahwa Indonesia adalah negeri pelaut. Dan mengembalikan spirit bahari harus diawali dengan upaya menumbuhkan rasa cinta laut dengan pendekatan budaya seperti Bugis, Sumatera Selatan, Ternate, Banten, Aceh, dan sebagainya.
Demikian disampaikan mantan Kalakhar Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla RI), Laksdya TNI (Purn) Yosaphat Didik Heru Purnomo dalam keterangan yang diterima redaksi Minggu malam (10/8).
“Ini bukan soal apakah Indonesia akan meninggalkan budaya agraris dengan menuju negara Maritim. Bukan itu. Ini soal budaya karena kita terdiri dari tanah dan air. Kita adalah negara maritim yang sekaligus adalah negara agraris,†ujar Didik Heru Purnomo yang juga pernah menjadi Wakasal.
Menurut Didik, Indonesia juga harus memulai memperkenalkan pramuka (pandu) laut dengan kembali pada tradisi bahari non teknologi seperti bahasa semapor, morse atau juga panduan bintang dan lain-lain. Selain itu memancing juga harus digalakkan, begitu juga dengan perbaikan lingkungan laut.
Mantan Pangarmabar ini juga melihat, masa depan Indonesia memang berada di laut dan semua orang Indonesia harus mencintai lautnya. Ketidakpedulian atas lautnya merupakan awal dari kehancuran sebuah negara kepulauan seperti Indonesia.
Menurut Didik, yang di tahn 2011 lalu bersama wartawan seluruh Indonesia menyusun buku “
Tahun 1511-Lima Ratus Tahun Kemudian†yang diterbitkan Gramedia, semua tradisi laut yang pernah ada harus dihidupkan kembali di kota-kota pelabuhan yang pernah ada.
Kota-kota itu, akan menjadi garis imajiner yang akan menghubungkan Indonesia menjadi negara satu tak terbagi sehingga laut itu adalah menyatukan dan bukan memisahkan.
[dem]
BERITA TERKAIT: