
. Pemecatan Agung Laksono menjadi bukti kepemimpinan otoriter yang dipertontonkan oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical). Sebelum memecat Agung Laksono yang menjabat wakil ketua umum, Ical juga telah memecat sejumlah kader terbaik dan militan partai.
"Ini prahara bagi Golkar. Jelas terlihat bahwa Ical saat ini berupaya membuang lawan-lawan politiknya dan mengeluarkan 'early warning' bagi kader-kader Golkar yang bernafsu melawan kebijakan dirinya. Ical berkeinginan mendeklarasikan dirinya sebagai god father nya Partai Golkar," kata analis politik dan ekonomi dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga, dalam keterangannya kepada redaksi (Minggu, 10/8).
Dia melihat Ical tak ragu memecat kader-kader terbaik dan militan Partai Golkar karena sudah berinvestasi banyak dimulai dari merebut posisi ketua umum sampai dengan menjelang pemilihan legislatif dan presiden. Budget yang sudah dikeluarkan Ical tentu sangat besar.
Menurut dia lagi, Ical ingin dirinya berhenti usai pemerintahan baru terbentuk. Ical sepertinya menginginkan ada "bargaining" tertentu dari pihak Jokowi-JK sehingga minimal budget yang dikeluarkannya selama ini bisa di reimburse dengan menempatkan orang-orangnya di pemerintahan mendatang.
"Dia (Ical) sangat mungkin mempertahankan posisinya sebagai ketua umum sampai tahun depan, sebab bisa "membeli" suara para pimpinan DPD karena dia fully power money," pungkasnya.
[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: