Demikian ditegaskan Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Habiburokhman, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 8/7). Soal kejadian sebenarnya dan kejanggalan-kejanggalan di Hong Kong itu pun sudah diterangkan oleh KPU dengan terang benderang.
"Saya pada kesimpulan, patut diduga ada rekayasa kubu Jokowi-JK untuk timbulkan kesan dicurangi dengan mengorbankan KPU dan Bawaslu. Mereka sudah bekerja benar, tapi dikorbankan," tegas Habiburokhman.
Sejak malam kejadian itu, Habiburokhman sudah menyatakan bahwa insiden itu berbau rekayasa. Menurut dia, ada kesengajaan keterlambatan orang-orang yang datang untuk memilih. Mereka datang setelah TPS ditutup, tidak ada antrian lagi, dan mengaku-ngaku hanya diperbolehkan mencoblos asalkan memilih nomor 1.
"Sengaja dipersepsikan ada kecurangan terhadap kubu nomor 2. Padahal, soal pilihan kan itu rahasia, tidak ada yang tahu kita mencoblos apa. Siapa yang tahu bahwa surat suara yang ada di kotak suara itu adalah suara untuk Prabowo atau Jokowi?" ujarnya.
Dan soal keterlambatan calon pemilih, ditegaskannya bahwa peraturan dan tata cara pencoblosan berlaku untuk semua pihak, baik itu pendukung Jokowi atau Prabowo. Bahkan, dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi beberapa saat lalu, Ketua Bawaslu, Muhammad, mengatakan, dari para WNI di Hong Kong yang melakukan protes itu sebagian besar sudah mencoblos dengan tanda tinta di jarinya.
"Siapapun tidak bisa memilih kalau TPS sudah ditutup. Pendukung kami juga pasti tidak boleh mencoblos kalau TPS sudah ditutup," tegasnya.
Habib menyatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran bahwa ada upaya dari pihak pasangan nomor 2 (Jokowi-JK) menciptakan kesan dizalimi untuk menimbulkan simpati masyarakat dalam negeri di masa tenang yang bebas dari aktivitas kampanye politik.
"Dugaan saya, targetnya memang akan bombardir pemberitaan soal dicurangi selama masa tenang ini," tegasnya.
"Kita jangan lupa di kubu Jokowi-JK itu kan ada mantan komandan intel yang terlatih melakukan hal-hal kayak begini," tambahnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: