"Kami sebagai atasan langsung Setyardi Budiyono menegaskan bahwa Staf Khusus Presiden maupun Istana tidak pernah mengeluarkan arahan atau instruksi kepada Setyardi dalam penerbitan tabloid itu," tegas Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, dalam siaran pers yang disebarkan sekretariat kabinet, Kamis (19/6).
Karena merupakan inisiatif pribadi, tambah Velix, maka setiap langkah serta substansi yang termuat di dalam tabloid
Obor Rakyat hanya mewakili pandangan pribadi Setyardi, bukan pandangan Istana Negara.
Setyardi bertanggung jawab dalam urusan pembangunan perkotaan dan pedesaan, serta koordinator kewilayahan Sumatera dalam tugas sehari-hari di kantornya. Tapi, Setyardi dalam status cuti di luar tanggungan negara saat mengerjakan tabloid
Obor Rakyat. Cuti diambil sejak akhir April hingga akhir Juli 2014.
"Sebagai langkah pribadi, Setyardi telah menyatakan siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bentuk pertanggungjawaban itu dapat diklarifikasi di lembaga penegak hukum, lembaga pengawas Pemilu, maupun lembaga pengawas pers," kata Velix.
Dengan demikian, lanjut Velix, Dewan Pers maupun Bawaslu dapat membuka ruang dialog bagi Setyardi untuk menjelaskan bangunan argumentasi kebebasan berekspresi dan berpendapat melalui tabloid Obor Rakyat ini.
"Dengan dialog ini, kita semua dapat menemui sisi antara sikap kritis bersuara dan mana sisi yang dianggap melanggar hukum," tambah putra Papua itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: