Dalam rilis tersebut Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Hasbi, menyampaikan ada 30 persen pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan debat capres-cawapres, sehingga momen debat capres menjadi penting bagi kedua pasangan.
Hal itu sebelumnya sudah disampaikan Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Menurutnya, debat capres dan cawapres di Indonesia tidak banyak berpengaruh pada perubahan dukungan pemilih.
Survei LSI lima tahun lalu soal debat serupa, menunjukkan, yang menonton debat itu kurang dari 30 persen pemilih. Penonton debat umumnya kalangan menengah kota saja, terutama yang pendidikannya SMA ke atas, yang totalnya hanya 30 persen. Sementara 70 persen pemilih Indonesia yang pendidikan akhirnya adalah SMP ke bawah sangat jarang yang menonton debat presiden itu.
"Kondisi ini berbeda dengan debat presiden di Amerika Serikat, yang ditonton lebih dari 60 persen pemilihnya," kata Denny JA, Selasa (10/6).
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Jokowi-JK, Anies Baswedan, yakin suara 30 persen tersebut akan mengarah ke pasangan nomor urut dua.
"Mereka yang menentukan pilihan berdasarkan debat adalah pemilih kritis. Kelompok kritis ini makin hari akan makin melihat kekuatan Jokowi-JK di level implementasi," ungkap Anies saat menanggapi rilis survei Cyrus di D'Consulate, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari rilisnya.
Anies juga menambahkan bahwa penampilan Jokowi-JK cukup berkelas saat debat perdana.
"Jokowi-JK menunjukkan kelasnya tadi malam. Kekuatannya pada kejujuran mereka, tampil apa adanya dan memberi kerja nyata," tutup Anies.
[ald]
BERITA TERKAIT: