Ada sekitar 282 perwira tinggi, jenderal bintang dua ke atas, di jajaran TNI-Polri yang dikumpulkannya. Panggilan SBY ini berkaitan dengan rencana pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang. Selaku Panglima Tertinggi TNI-Polri, SBY menegaskan pentingnya netralitas.
"Acara ini perlu dan penting, agar TNI dan Polri bertindak tepat dalam Pilpres 2014. Tepat sesuai amanat konstitusi dan Undang-Undang yang berlaku, dan tepat sesuai reformasi TNI-Polri yang dilakukan mulai tahun 1998 lalu,†kata Presiden, dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet, beberapa saat lalu.
Intinya, tegas SBY, ada dua hal yang harus dipegang teguh para prajurit TNI-Polri. Polri dibantu TNI bertugas untuk memastikan Pemilu Presiden berjalan secara aman, tertib, dan lancar sesuai UU. Dan, TNI-Polri netral, baik selaku institusi maupun selaku anggota TNI-Polri.
SBY yakin TNI dan Polri tetap netral. Tapi dia menyadari, masih ada kemungkinan pihak yang kalah dalam Pilpres akan membebankan kesalahan di pundak angkatan bersenjata.
"Harapan saya, netralitas TNI dan Polri itu pada Pilpres 9 Juli tetap dilaksanakan. Jangan mundur, jangan dirusak, jangan kacaukan Reformasi TNI-Polri yang kita laksanakan sejak 16 tahun lalu itu," ungkap SBY.
"TNI dan Polri harus memberi kesempatan yang sama kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla agar berkompetisi secara damai, bermartabat, dan terhormat," tegas SBY.
[ald]
BERITA TERKAIT: