Pernyataan Cak Imin untuk menepis beredarnya rumor yang mengatakan, Jokowi akan menunjuk warga Syiah menjadi Menteri Agama jika terpilih dalam Pilpres 9 Juli.
Terang saja Jokowi langsung menepis. Ia menegaskan pihaknya konsisten belum berbicara soal orang-orang yang akan mengisi kabinetnya jika memenangkan Pilpres 2014.
Bagi pakar politik, Muhammad AS Hikam, pernyataan Imin itu ibarat peserta lomba yang kebelet memamerkan medali, padahal perlombaan baru dimulai, pemenang belum diumumkan, dan belum saatnya pembagian hadiah.
"Omongan ini, untungnya, segera dibantah dengan tegas oleh Jokowi. Kalau tidak, maka belum apa-apa pasangan yang punya tag-line 'koalisi tanpa syarat' itu akan jadi bulan-bulanan di ruang publik, dan akan dicap sebagai hipokrit (munafik)," terang AS Hikam di halaman facebook pribadinya.
Di sisi lain, lanjutnya, pernyataan Imin itu menjadi bukti untuk kesekian kalinya betapa sudah parahnya suasana batin elite parpol yang dibangun para Kiai, termasuk almarhum Gus Dur.
"Euforia dan pameran nafsu berkuasa ini jelas bukan ciri khas partai besutan almaghfurlah GD (Gus Dur)," tegasnya.
Menurut Hikam, secara etis, kalaupun ada perjanjian bahwa jika berhasil melakukan suatu pekerjaan akan mendapat imbalan, maka sangat tidak elok jika hal itu diumumkan. Apalagi, kalau ternyata janji politik itu tidak pernah ada secara tertulis. Itu berarti sebuah kebohongan yang memalukan.
[ald]
BERITA TERKAIT: