Akal Dagang Jokowi Tak Sejalan dengan Ideologi Partainya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 30 April 2014, 19:14 WIB
Akal Dagang Jokowi Tak Sejalan dengan Ideologi Partainya
joko widodo
rmol news logo Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), mengeluarkan pernyataan yang menarik.

Jokowi menilai nilai subsidi bahan bakar minyak yang jadi kontroversi selama ini, harus dikurangi secara bertahap sampai benar-benar hilang. Hal itu dikatakannya terkait kerja pemerintah saat ini yang tengah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

"Saya kira dalam empat tahun subsidi harus dikurangi bertahap, hingga habis," ujar Jokowi, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).

Menurut pakar politik, Arbi Sanit, pernyataan Jokowi itu blunder. Pendapat Jokowi itu bukan saja berlawanan dengan kepentingan rakyat banyak, tetapi bertentangan dengan ideologi perjuangan PDIP.

"Kan subsidi itu ada karena rakyat tidak bisa penuhi kebutuhan dasarnya. Subsidi adalah pertolongan negara ke rakyat, agar tidak ada kesenjangan seperti sekarang ini," terang Arbi kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (30/4).

Arbi Sanit menganggap subsidi itu tetap penting walau mekanismenya harus diberikan langsung kepada orang-orang miskin, bukan kepada barang.

Kembali ke pernyataan Jokowi itu, Arbi menegaskan Jokowi sudah pasti keliru dan merugikan citranya sebagai capres yang pro kerakyatan.

"Dia itu ngomong pakai akal dagangnya, bukan akal ideologinya," tegas ilmuwan politik Universitas Indonesia itu.

"Yang dia bicarakan itu keliru. Itu berlawanan dengan partainya yang selama ini tegas menolak pencabutan subsidi dan berlawanan dengan rakyat miskin," tambahnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA