Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah, mengingatkan, sejumlah agenda perlu diantisipasi untuk terus meningkatkan daya tahan perekonomian nasional. Pertama, rencana The Fed mengakhiri stimulus moneter dan diikuti dengan dinaikkannya suku bunga di Amerika Serikat yang berisiko memperbesar capital-outflow keluar dari negara berkembang.
Kedua, persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang efektif berjalan pada akhir 2015. Ketiga, risiko ekonomi akibat krisis dan ketegangan politik di sejumlah wilayah seperti Ukraina, laut China Selatan, semenanjung Korea, dan wilayah lain yang berpotensi meningkatkan harga minyak mentah dunia.
Keempat, perubahan iklim dan cuaca juga berpotensi menggagalkan hasil panen produsen utama komoditas pangan dunia. Dan kelima, hal-hal lainnya yang berpotensi mengancam lonjakan inflasi, penurunan nilai dan volume ekspor nasional, dan mengganggu stabilitas pasar keuangan nasional.
"Idealnya, platform ekonomi masing-masing pasangan Capres-Cawapres perlu memuat visi besar untuk terus memajukan perekonomian nasional menjadi lebih sejahtera, adil, berdaya saing dan semakin merata. Termasuk di dalamnya komitmen politik dan rencana strategis untuk terus memperkuat fundamental ekonomi nasional," kata staf khusus presiden RI itu, seperti dikutip dari
setkab.go.id, Senin (28/4).
Mengingat begitu strategisnya platform ekonomi itu, maka Firmanzah mengajak semua pihak, utamanya media nasional, untuk memberikan ruang seluas-luasnya dalam memberikan informasi terkait dengan platform ekonomi dan pembangunan masing-masing kandidat capres-cawapres.
"Agar masyarakat mengetahui sebelum menentukan pilihan atas arah pembangunan ekonomi nasional 2015-2019. Terutama ketika masa-masa kampanye Pilpres secara resmi," pungkas Firmanzah.
[ald]
BERITA TERKAIT: