Pemimpin negarawan merupakan sosok pemimpin yang ideal dan dapat menyelesaikan banyak persoalan utama bangsa.
Bagi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas, Pilpres 2014 seorang pemimpin negarawan adalah pemimpin yang melaksanakan amanat UUD 1945 dengan sungguh-sungguh, berkarakter Pancasilais dan berpihak pada rakyat kecil.
Diterangkan Ketua Presidium PPPMKRI, Lidya Natalia Sartono, dalam pernyataan persnya (Senin, 28/4) pemimpin negarawan melaksanakan konstitusi tanpa pandang bulu dan menembus sekat- sekat perbedaan latar belakang suku, agama, ras dan golongan, pemimpin yang tidak lagi mengandalkan pencitraan, tetapi berani berpihak dengan terlibat bersama rakyat sebagai subjek pembangunan bangsa.
Kepemimpinan mendatang tidak boleh lagi menggunakan pola pencitraan berlebihan dan hanya bisa menyatakan janji di depan publik. Organisasi yang berdiri sejak 1947 ini menilai Indonesia saat ini sedangmengalami krisis kepemimpinan nasional.
Terkait pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014, PMKRI menegaskan bahwa harapan publik akan perbaikan serta perubahan Indonesia lewat pemilu legislatif (Pileg) sudah pupus. Itu disebabkan anggota DPR periode sebelumnya masih cukup mendominasi. Proses pelaksanaan pemilu juga bermasalah di banyak daerah.
"Kita tentu sudah muak dengan perilaku pemimpin kita yang hanya mengandalkan pencitraan dan tidak menunjukan kehadirannya ketika rakyat didera persoalan," tegas Lidya.
[ald]
BERITA TERKAIT: