Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah, mengatakan, tiga tantangan itu adalah, pertama, terkait kesiapan menjelang puasa dan hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah. Kedua, masalah stabilitas politik dan keamanan jelang Pilpres 9 Juli 2014. Ketiga, tantangan terus melakukan penguatan fundamental perekonomian sebagai antisipasi ketidakpastian arah pemulihan perekonomian dunia.
Menurut Firmanzah, pengambil kebijakan nasional di bidang perekonomian perlu tetap fokus dan terus meningkatkan koordinasi lintas kementerian dan lembaga lainnya. Sementara, dukungan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar efektivitas implementasi serta harmonisasi kebijakan dapat terus ditingkatkan.
"Transisi kepemimpinan perlu kita jaga dengan baik. Dan yang lebih penting lagi adalah tetap meningkatkan kinerja perekonomian nasional melalui penuntasan agenda-agenda pembangunan di Indonesia," kata Firmanzah, dikutip dari
setkab.go.id, Senin (21/4).
Terkait tantangan kesiapan menjelang puasa dan hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah, Firmanzah mengingatkan, sejumlah langkah kebijakan perlu dioptimalkan untuk menjamin kelancaran pasokan kebutuhan pokok, mobilitas barang-uang-manusia yang terus meningkat di saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri tahun ini.
Monitoring persediaan nasional dan pemantauan harga di sejumlah pasar tradisional bagi kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, cabai, bawang putih, dan daging ayam, lanjut Firmanzah, juga perlu terus dilakukan untuk menghindari lonjakan harga yang tidak normal.
Sementara terkait dengan upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan Pilpres yang akan digelar 9 Juli 2014, Firmanzah berharap semua pihak dapat terus meningkatkan stabilitas politik nasional.
Kedewasaan serta kematangan politisi, partai politik, masyarakat dan media serta kesiapan penyelenggara pemilu akan menentukan keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional.
[ald]
BERITA TERKAIT: