Para aktivis reformasi 1998 yang terhimpun dalam Generasi 1998 (Gen 98) secara terbuka menyatakan dukungan kepada calon presiden yang ditetapkan PDI Perjuangan, Joko Widodo.
"Mengapa kami mendukung Jokowi? Pertama, Jokowi bisa buktikan kerja riil. Programnya sangat kerakyatan. Ditambah lagi PDIP yang kami ketahui sedang mendesain pemerintahan yang akan dibangun berbasis Trisakti," ujar juru bicara Gen 98, Taufan Hunneman, kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin petang (24/3).
Ditegaskannya, dukungan Gen 98 kepada Jokowi sudah berlangsung jauh sebelum Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menetapkan eks Walikota Surakarta itu sebagai capres tunggal. Dukungan kepada Jokowi itu bukan sekadar berdasar
personality gubernur Jakarta itu, tapi juga kerja-kerja Jokowi di Solo maupun DKI Jakarta.
"Setelah Jokowi capres, maka seharusnya PDIP menetapkan cawapres yang ideal buat dia. Kriteria dari kami adalah bebas praktik korupsi, kolusi, nepotisme, punya visi membawa ekonomi mandiri, visioner membangun kedaulatan secara politik, ekonomi, dan budaya," ujar Taufan.
Taufan mengatakan, pihaknya melihat sosok ekonom kerakyatan, Rizal Ramli, adalah tokoh yang paling layak mendampingi Jokowi. Rizal terbukti mampu mengimplementasikan ekonomi berdasarkan konstitusi, khususnya pasal 33 UUD 1945.
"Tanpa wakil yang pas buat Jokowi, cita-cita PDIP dan karakteristisk Jokowi yang kerakyatan menjadi wacana saja. Sama kayak SBY tahun 2004 yang seolah kerakyatan tetapi wakil dan kabinetnya salah semua. Akhirnya, pemerintahannya menganut sistem neoliberalisme," terang pria yang berprofesi advokat itu.
Gen 98 mengaku sudah memperluas jaringan dengan aktivis era 80-an dan 70-an untuk mewujudkan tuntutannya itu. Sekarang, mereka tengah membuat pokok-pokok pikiran aktivis yang ideal untuk pemerintahan ke depan.
"Setelah pemilu legislatif, minimal kami akan berusaha temui jajaran petinggi DPP dan kami akan sampaikan seruan kami secara tertulis yang mewakili semua generasi aktivis. Jika seruan kami ditolak, maka kami cabut dukungan dari Jokowi," tandasnya.
Diwawancara terpisah, tokoh gerakan 98 lainnya yang kini aktif sebagai dosen, Lukman Hakim, menegaskan, Jokowi tidak akan mungkin sukses kalau tidak punya mesin politik yang solid. Jokowi juga tidak akan didukung rakyat bila tidak didampingi cawapres yang ideologis dan kuat secara intelektualitas.
"Jokowi tidak cukup ditopang popularitas. Dia harus ditopang wakil yang ideologis, kuasai makro dan mikro ekonomi, punya
track record bersih. Saya sepakat kalau sosok itu adalah Rizal Ramli," ungkap Lukman.
Menurutnya, memang Rizal Ramli menjabat Menko Ekuin dan Kepala Bulog di era pemerintahan yang singkat. Tapi di masa singkat itu pula Rizal sudah menunjukkan kebijakan yang mensejahterakan rakyat, meningkatkan kehidupan petani dan menyehatkan BUMN serta BUMD di Indonesia.
"
Track record harus jadi prioritas Jokowi dan PDIP untuk tentukan cawapres. Elite politik jangan lagi memanfaatkan ingatan masyarakat kita yang pendek," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: