"Pengajian masa depan harusnya hadir, mengkaji bisnis, teknologi, bukan hanya mengaji (yang ukhrowi) saja," ujar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pondok Pesantren Muhammadiyah di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (22/2/).
Menurutnya, pesantren atau lembaga pendidikan Islam harus seimbang antara ilmu agama dan juga ilmu "dunia". Lebih jauh, JK mengusulkan pesantren untuk mengundang dan menggandeng pengusaha-pengusaha sukses untuk berbagi pengalaman dan ilmunya kepada santri.
Selain itu, pesantren juga harus ikut memnfasilitasi santri untuk mempraktikan ilmu-ilmu bisnis yang sudah dipelajari.
"Undang pengusaha, minta mereka berbagi pengalaman dan motivasi. Kasih ruang santri untuk mempraktikannya," ujar JK.
Dalam acara tersebut, JK juga menceritakan kegelisahannya setiap menghadiri acara pernikahan. Menurutnya, setiap ustad yang berceramah selalu mengatakan pernikahan adalah sunah Rasul. Tetapi sedikit sekali ada ustad yang mengatakan bahwa berbisnis juga sunah Rasul.
"Padahal, sebelum Rasululllah menikah, ia lebih dahulu menjalankan bisnis," ujarnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: