"Sebagai Parpol, PDIP mempunyai aturan mekanisme dalam menetapkan kapan partai akan deklarasi capresnya, juga untuk menentukan siapa capres dan cawapres," tegas Sekjen DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, lewat akun twitter miliknya, @tjahjo_kumolo, beberapa saat lalu.
Dia tegaskan juga, PDIP sudah memutuskan bahwa mandat untuk menentukan capres dan cawapres ada pada Ketua Umum. PDIP juga mencermati momentum yang tepat menentukan waktu deklarasinya.
PDIP tidak mempersoalkan partai lain yang sedang konvensi atau sudah deklarasi capres-cawapres. Dan, hasil survei bukan satu-satunya alat pengambilan keputusan politik partai. Bagi PDIP, ada aspek lain yang tentu menjadi pertimbangan politik dan menjadi bagian dari strategi partai.
"Konsentrasi PDIP pada Pileg 2014 untuk mencapai suara maksimal, di mana seluruh struktur partai dan caleg bersama elemen masyarakat yang ingin perubahan dapat maksimal menggerakkan seluruh masyarakat yang punya hak pilih," terang Tjahjo.
Menurut Tjahjo, pernyataan lewat twitter ini adalah demi meluruskan pemberitaan yang memutarbalikkan pernyataannya sebagai Sekjen DPP PDIP saat memberikan arahan kepada struktur partai se-Indonesia dalam Rakor DPD PDIP se-Indonesia.
Diberitakan oleh beberapa media online, Tjahjo membuka dua skenario yang bakal mereka jalankan terkait Pilpres 2014. Yaitu, mengusung Megawati-Jokowi atau mengusung Jokowi dengan calon dari parpol lain.
Dua skenario itu sangat bergantung pada hasil Pemilu Legislatif yang akan diperoleh PDI Perjuangan. Jika berhasil memenuhi syarat presidential thereshold, maka PDIP akan mengusung duet Megawati-Jokowi.
Di sisi lain, apabila suara PDIP tidak memenuhi presidential thereshold, maka Jokowi yang diusung sebagai capres. Cawapres yang akan diusung untuk mendampingi Jokowi akan diambil dari luar partai.
[ald]
BERITA TERKAIT: