Menurut Bara JP, Mendagri akan hanya mempermalukan bangsa Indonesia di dunia internasional bila masih membicarakan isu Lurah.
"Media besar Amerika,
The New York Times dan dan koran besar Jepang,
Asahi Shimbun, menulis prestasi Jokowi, bukan prestasi Gamawan Fauzi,†ujar Sekjen DPP Bara JP, Utje Gustaaf Patty, dalam rilis yang diterima redaksi, beberapa saat lalu (Sabtu, 28/9).
Mendagri juga seharusnya malu, pembuatan E-KTP tidak menggunakan sistem secara nasional karena nyatanya NIK yang kurang atau lebih dari 16 angka tetap bisa diproses.
Sebelum Ketua KPU Husni Kamil mengumumkan 65 juta E-KTP yang bermasalah karena NIK kurang atau lebih dari 16 angka, Gustaaf yakin dinas rahasia Amerika Serikat dan Jepang sudah lebih dahulu mengetahuinya. Jadi wartawan asing pun tahu, dalam persoalan E-KTP pun Gamawan memalukan.
"Mendagri seharusnya malu, prestasi anak buahnya (Jokowi) lebih dihargai rakyat ketimbang Gamawan," tegasnya.
Bahkan, Gustaaf berani bertaruh, di Sumatera Barat sekalipun yang merupakan daerah asal Gamawan dan pernah menjadi gubernur di sana, bisa dipastikan Jokowi akan lebih disambut masyarakat ketimbang Gamawan.
[ald]
BERITA TERKAIT: