"Saya setuju konvensi PD tidak perlu diikuti karena konsep yang salah, yaitu mirip dengan pemilihan Indonesia Idol," ujar pengamat politik Muhammad AS Hikam.
Hikam menegaskan konvensi dalam pemahaman dan praktik sistem politik demokratis bukanlah seperti pemilihan Indonesia Idol. Model konvensi yang paling mendekati demokratis adalah konvensi yang pernah dibuat Golkar sebelum Pilpres 2004 ketika Wiranto berhasil mengalahkan pesaingnya kendati gagal dalam Pilpres. Setelah itu, konvensi Golkar pun menjadi tidak lagi bermutu karena hanya berdasarkan maunya elite di DPP.
"Konvensi ala PD tampaknya sama saja, dengan mengandalkan survei yang kemudian ditentukan DPP nya. Jadi wajar kalau JK menolak karena kemungkinan beliau tersingkir gara-gara sentimen elit DPP PD akan sangat tinggi. Bukan karena kualitas beliau asor dibanding Pramono Edhie Wibowo misalnya," ungkap doktor politik lulusan Hawai University itu.
Tak hanya JK, kata Hikam dalam akun jejaring sosial
mashikam.com, tokoh lain seperti Mahfud MD juga percuma saja ikut konvensi Demokrat. Langkah tersebut hanya akan buang-buang waktu karena akan bernasib sama. Demikian pula dengan Jokowi. Kalau Gubernur DKI itu ikut konvensi, ia pasti akan "dikalahkan" di sana, karena ia akan cuma jadi alat PD untuk mengatrol citranya yang sedang terjun bebas.
"Orang nalar adalah mereka yang tidak mau buang-buang waktu untuk hal-hal yang sudah jelas tak bermanfaat," demikian Hikam.
[dem]
BERITA TERKAIT: