"Tragedi Nabire adalah peristiwa terburuk dalam sejarah olahraga bangsa ini," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam pesan elektroniknya yang diterima redaksi, Senin (15/7)
Sangat ironis, kata Neta, Polri seakan tidk berbuat apa-apa hingga ke-18 orang itu tewas sia-sia. Untuk itu Kapolres Nabire dan Kapolda Papua harus bertanggungjawab. Polisi sudah memberi ijin pada even pertandingan tinju tersebut sehingga apaun yang terjadi di dalam even itu polisi harus bertanggungjawab.
"Kematian 18 orang dalam sebuah even bukanlah perkara kecil. Untuk itu Kapolri harus mengevaluasi dan mencopot Kapolres dan Kapolda. Akibat kelalai keduanya, polisi tidak melakukan deteksi dini dan antisipasi sehingga pertandingan tinju berubah menjadi kerusuhan massal," terangnya.
Jika polisi melakukan deteksi dini, menurut Neta, aparat kepolisian di lapangan tentu bisa segera melakukan antisipasi maksimal, misalnya menghentikan pertandingan dan membubarkan massa.
Kenapa IPW mendesak kapolda juga harus dicopot, sebab sejak Irjen Tito Karnavian menjadi Kapolda Papua banyak sekali tragedi terjadi di Papua dan tragisnya tidak satupun yang terungkap hingga kini. Misalnya penyerangan yang menewaskan sejumlah anggota TNI, pembunuhan terhadap anggota Polri, kerusuhan Nabire dan lain-lain.
"Belajar dari tragedi di Nabire, sudah saatnya polisi mengevaluasi kinerja jajarannya di Papua dan mengantisipasi even-even yg diselenggarakan di Papua dengan maksimal," demikian Neta.
[rsn]
BERITA TERKAIT: