Ketika mengunjungi Tanjung Gusta Sabtu pagi, anggota Fraksi Gerindra ini mengaku sempat berdialog dengan sekitar 50-an warga binaan di dalam LP. Menurut Martin, seruan para narapindana umumnya hampir sama, yakni agar pasokan air dan listrik dapat lancar mereka terima.
"Lapas ini ruangannya bertingkat, dan dihuni banyak napi yang melebihi kapasitas. Sehingga apabila air lama berhenti, akan sangat mempengaruhi emosi mereka yang sangat tergantung pada air. Begitu juga soal matinya listrik dalam waktu yang lama, ikut menyulut emosi mereka," terang Martin kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu pagi (14/7).
Masalah air dan listrik inilah yang menjadi keluhan utama para Napi. Memang, di samping itu juga ada Napi yang memprotes PP 99/21012. Mereka berpendapat agar penerapan PP tersebut jangan berlaku surut, tapi berlaku ke depan.
"Yang berpendapat seperti ini adalah Napi-Napi kasus narkoba yang mendapat hukuman berat, lebih dari lima tahun. Meski jumlah mereka tidak banyak, tapi mereka sangat vokal di saat berdialog dengan saya kemarin pagi," ungkap Martin
.[wid]
BERITA TERKAIT: