SBY: Saya Tidak Sabar, Sama dengan Tidak Sabarnya Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 13 Juli 2013, 13:15 WIB
SBY: Saya Tidak Sabar, Sama dengan Tidak Sabarnya Rakyat
presiden sby/net
rmol news logo Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono sudah tiba kembali di Jakarta setelah kunjungan kerja ke Mataram, NTB. Rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan pesawat khusus kepresiden Garuda Boeing 737-800 setelah lepas landas dari Bandara Udara Internasional Lombok, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pukul 10.00 WITA.

Begitu tiba, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin Rapat Terbatas di Halim Perdanakusuma. Seperti dirilis situs setkab.go.id, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II hadir dalam rapat tersebut. Mereka adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menkumham Amir Syamsuddin, Mentan Suswono, dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.

Rapat terbatas tersebut untuk membahas dua isu utama, yaitu isu harga pangan dan kerusuhan di LP Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara. Soal harga pangan, Presiden mengkritik kinerja para menteri. Menurut SBY, instruksi yang diberikannya dan Wakil Presiden sudah sangat jelas. Bahkan, Menko Perekonomian sudah memimpin beberapa kali pertemuan. Tapi, implementasinya lamban.

"Terus terang, saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar Presiden dengan nada kesal.

Presiden menyarankan agar stabilitas harga itu dijaga, karena urusan daging sapi ini bukan musiman dan sudah lama dibahas. Di momen itu, Presiden memberikan instruksi agar Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian berkomunikasi dengan pebisnis.

"Jangan pula pebisnis besar main mata, entah dengan unsur pemerintah atau unsur manapun yang bikin susah," tegasnya.

Presiden mengingatkan kembali bahwa pemimpin harus punya sense of crisis. Menteri Pertanian, Kabulog, Menteri Perdagangan, harus miliki harus punya sense of crisis, sense of urgency, dan sense of responsibility.

"Saya ingin dalam hitungan hari harus sudah ada perubahan, ingat kasus kebakaran ladang dan asap di Riau kemarin. Begitu kita all out, bersinergi, berkoordinasi dengan baik, cepat sekali. Dalam waktu satu minggu hampir selesai," ujar Presiden. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA