Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiga bulan sebelum harga BBM diputuskan naik sudah mewanti-wanti agar mempersiapkan diri sekaligus mengantisipasi ancaman kenaikkan harga kebutuhan pokok.
"Kalau perlu impor, impor," ujar dia dalam
talkshow di salah satu televisi swasta, Kamis (11/7) malam.
Haryanto mengatakan pemerintah tidak anti dengan impor sebagaimana tidak anti terhadap ekspor. Tapi, katanya, impor hanyalah instrumen jangka pendek yang dilakukan saat harga sejumlah komoditas naik secara mendadak.
"(Arahan itu) sekarang sudah dipergunakan. Impor sudah diperbanyak, Bulog sudah diminta melakukan itu," katanya.
Meski begitu, kata Haryanto, pemerintah betul-betul mempertimbangkan soal impor. Sebab ada bahanya jika impor tidak dilakukan dengan baik. Impor dilakukan tidak hanya berdasarkan kebutuhan besarannya, tapi juga berdasarkan kualitas dan kapan waktunya.
Di lain pihak, tegas dia, impor tidak akan menjamin turunnya harga. Sebab yang melakukan impor bukan pemerintah.
Apakah pemerintah bisa mengendalikan harga, sehingga setelah lebaran harga turun?
"Pengalaman di negara manapun, pemerintah bisa mengendalikan harga bila punya stok. Stok Bulog hanya beras," jawab Haryanto.
[dem]
BERITA TERKAIT: