"Bawaslu antara ada dan tiada, tidak optimal dan aktif," ujar pengamat pemilu Ray Rangkuti kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat (5/7).
Menurutnya, kinerja Bawaslu lebih dominan mengadakan pelatihan, seminar dan pengadaan-pengadaan.
"Apa coba hasil pengawasannya, kita tidak tahu. Lembaga ini terlihat lebih sering menangani sengketa ketimbang mengawas. Lembaga ini pengawas, bukan yudikatif," jelas Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia ini.
Apalagi kata Ray, lembaga pimpinan Muhammad itu baru-baru ini mendapatkan anggaran sebesar Rp 1 truliun.
Ray berharap Bawaslu harus proaktif mengawasi proses yang sedang berjalan dengan terus berkoordinasi dengan KPU, sehingga permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pemilu bisa diantisipasi sejak dini.
[rsn]
BERITA TERKAIT: