"Memaksakan Pramono menjadi capres Demokrat adalah sebuah blunder politik Cikeas," ujar analis politik dari POINT Indonesia, Karel Susetyo kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (30/6).
Apabila Pramono dipaksakan tampil sebagai capres oleh Demokrat, menurut Karel, maka bisa dipastikan ajang konvensi pejaringan capres Demokrat akan ditinggalkan para tokoh yang sejauh ini sudah menyatakan bersedia mengikutinya. Pengusungan Pramono pada akhirnya akan menghilangkan magnet konvensi sebagai momentum politik besar untuk mendongkrak citra dan elektabilitas Demokrat.
Di sisi lain, kata dia, hadirnya Pramono pada konvensi bisa mendorong lahirnya "Obama Indonesia". Pramono yang menjadi representasi politik darah biru Demokrat akan mendapat perlawanan berat dari sosok luar yang punya kekuatan jaringan dan populis. Layaknya konvensi Demokrat Amerika 2008 lalu, kandidat darah biru seperti Hillary Clinton dan John Edwards kalah di tangan Barrack Obama yang muda dan berlatar belakang aktivis.
"Tapi itu semua bisa terjadi apabila konvensi Demokrat sejak awal di desain sebagai kompetisi yang terbuka, jujur dan adil," pungkas Karel.
[dem]
BERITA TERKAIT: