Bisa-bisa Chatib Basri Jadikan Indonesia seperti Zaman Belanda

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 22 Mei 2013, 23:06 WIB
Bisa-bisa Chatib Basri Jadikan Indonesia seperti Zaman Belanda
chatib basri/rmol
rmol news logo Makin terbukti bahwa Presiden SBY tidak memiliki keberpihakan terhadap kepentingan nasional, terutama nasib rakyat kecil. Penunjukkan Chatib Basri sebagai menteri keuangan diyakini tidak akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pola pikir Chatib sangat neolib, terbukti dia pernah menyatakan nasionalisme sekarang ini barang yang tidak dibutuhkan sehingga perlu disimpan di kantong saja.

"Pikiran seperti itu sangat berbahaya. Bisa saja ekonominya maju tapi yang menikmati dan menguasai orang-orang asing. Lalu apa bedanya dengan zaman Belanda dulu," kata DR Rizal Ramli, Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP), kepada wartawan, Kamis (22/5).

Anggota tim Panel Ahli PBB itu mengingatkan jurang perbedaan rakyat kaya dan miskin di Indonesia saat ini sangat menganga. Besarnya perbedaan ini bahkan baru terjadi dalam sejarah republik Indonesia.

Di kawasa Asean, tingkat kesejahteraan rakyat di Indonesia berdasarkan indikator index pembangunan manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), terendah setelah Philipina, Thailand, Malaysia dan Singapura. Angka pengangguran sangat tinggi. Klaim pemerintah statistik pengangguran sebesar 6 persen muncul dari kriteria bekerja hanya 1 jam dalam seminggu. Sementara bila mengacu definisi bekerja di negara-negara lain, yaitu 35 jam per minggu, angka pengangguran Indonesia bisa melejit menjadi sekitar 30 persen. Atau satu dari tiga orang Indonesia hidup menganggur.

Di lain hal, penguasaan asing  terhadap aset-aset produktif di Indonesia seperti tambang, perbankan dan lain-lain semakin besar saja. Asing dapat menguasai 50 hingga 70 persen di sektor-sektor tersebut.

Rizal Ramli yang disebut Calon Presiden paling ideal versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) i menegaskan, kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud bila pemerintahan tidak benar-benar memperjuangkan kepentingan nasional, dorong pertumbuhan ekonomi diatas 10 persen dan di saat bersama pemerintah membuat kebijakan sosial yang agresiif baik di dalam bidang kesehatan pendidikan, perumahan, kebutuhan pokok masyarakat. Dengan begitu masyarakat benar-benar menikmati kesejahteraan.

Chatib Bisri jangan pura-pura tidak tahu para kaula muda kita datang ke mal-mal hanya untuk ngadem atau sekedar gunakan wifie saja.

"Jangan bermimpin bisa sejahtera tanpa nasionalisme," tegas Rizal Ramli, yang pernah jadi menko perekonomian era Pemerintahan Abdurrahman Wahid. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA