Kekerasan itu terjadi di satu hari sebelum Pemilu Pakistan digelar, Sabtu waktu setempat (11/5). Pemilu ini disebut paling bersejarah karena akan membuka peralihan kekuasaan pertama dari satu pemerintah sipil yang telah menyelesaikan masa jabatannya kepada pemerintahan sipil berikut.
Selama ini kekerasan terus terjadi menjelang Pemilu. Pihak Taliban Pakistan adalah pihak yang mengaku paling bertanggung jawab dalam berbagai serangan. Puluhan calon anggota DPR provinsi dan pusat sudah menjadi korban tewas dalam serangan bom bunuh diri dan senjata api.
Taliban mengatakan mereka telah mengerahkan para pembom bunuh diri untuk melakukan serangan selama pemilu nasional. Lebih dari 100 orang tewas dan banyak lainnya terluka sejak akhir April.
Kemarin, bentrokan dimulai setelah sekelompok militan bersenjata menyerang sebuah pos pemeriksaan pasukan keamanan di Desa Chamkani, Kurram.
Sebagaimana yang dilansir
Reuters (Sabtu, 11/5), serangan tersebut datang tiba-tiba. Tidak ada perlawanan yang dilakukan pasukan keamanan sehingga menyebabkan tiga personilnya yang sedang berjaga di pos pemeriksaan tewas.
Sesaat setelah insiden penyerangan itu, pasukan keamanan lainnya dikerahkan ke lokasi kejadian dan mengepung seluruh daerah dengan helikopter tempur.
Para gerilyawan yang dikepung berusaha melarikan diri dengan menembaki dan melempari granat ke arah personil keamanan.
Sembilan gerilyawan tewas dan delapan lainnya terluka dalam tembak-menembak tersebut. Tetapi, beberapa dari mereka berhasil melarikan diri.
Dalam bentrokan ini setidaknya empat petugas keamanan juga terluka. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit militer di daerah tersebut.
[ald]
BERITA TERKAIT: