mengatakan bahwa anak-anak mereka telah dijebak oleh pemerintahan Barack Obama.
Dikutip dari
Al-Ahram (Jumat, 26/4), Anzor Tsarnaev, ayah dari kakak beradik itu, membantah bahwa Tamerlan Tsarnaev (26) telah melakukan kontak dengan militan Islam selama tinggal di Rusia.
"Aku ingin berteriak ke seluruh dunia, apa yang anda lakukan? Apa yang telah Anda lakukan dengan anak saya? Dia hidup. Mengapa Anda harus membunuhnya? Kenapa kau tidak mengirimnya ke Guantanamo?," lontarnya sambil menggebrak meja dalam sebuah konferensi pers.
Ia menambahkan, pemburuan terhadap kedua putranya itu ibarat drama. Anzor juga menambahkan bahwa ia ingin anaknya dimakamkan di Republik Chechnya, Rusia, tempat mereka berasal.
Mengenakan jilbab hitam, sang ibu, Zubeidat Tsarnaev tetap bersikukuh mempertahankan keyakinannya bahwa putranya hanya menjadi korban konspirasi.
"Politik adalah kepentingan yang kotor. Aku tidak tahu kepentingan siapa ini. Aku hanya tahu satu hal, bahwa anak-anak saya tidak melakukan ini," ungkapnya.
Tamerlan dan Dzokhar, menjadi tersangka dua pengeboman yang terjadi saat kompetisi Boston Marathon berlangsung. Tamerlan (26) tewas diberondong peluru oleh petugas karena melawan saat penyergapan pada Kamis (18/4).
Satu hari kemudian, pihak kepolisian juga menangkap Dzokhar di sebuah perahu milik warga yang dipakainya untuk bersembunyi dari pengejaran.
[ald]
BERITA TERKAIT: