Tokoh pergerakan reformasi 98, Ahmad Kasino, mengatakan, perilaku politik SBY seperti tidak peduli akan kondisi keamanan dalam negeri dan perekonomian rakyat kecil yang makin susah.
Aktivis politik Gerakan Indonesia Bersih ini mengingatkan, sebaiknya SBY mundur atau diberhentikan dari kursi Kepresidenan. Dengan SBY memilih menjadi Ketum Partai Demokrat, adalah preseden yang buruk dan tidak etis. SBY, katanya, menurunkan harkat martabat lembaga kepresidenan ketika menjadi Ketum Demokrat
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan Kasino dari perilaku politik SBY. Pertama, SBY memang gila jabatan. Kedua, banyaknya kasus korupsi seperti Centurygate dan Hambalang yang menyebut indikasi keterlibatan keluarga Cikeas membuat SBY butuh sandaran politik yang salah satunya adalah menjadi Ketum Partai Demokrat, sehingga SBY bisa melakukan bargaining position kepada presiden berikutnya.
Ia mengaku geram melihat keadaan ekonomi yang semakin suram ditandai dengan mahalnya harga Sembako, bawang putih dan bawang merah dan angka pengangguran yang tinggi. Keadaan sosial semakin rentan terhadap konflik sehingga terjadi kerusuhan dan gangguan keamanan di mana-mana seperti Mesuji, Sumbawa, Ogan Komering Ulu, kasus LP Cebongan Sleman dan kerushan di Palopo.
"SBY tidak pernah berkonsentrasi untuk menyelesaikan itu semua. Dia malah rangkap jabatan sebagai Ketum Demokrat. Kami sangat khawatir Indonesia menjadi negara gagal karena kaum elite mementingkan kelompoknya dan partai-partai sibuk mengumpulkan dana dengan cara korupsi demi dagelan Pemilu 2014," tutur Kasino, yang mendirikan organisasi FAMRED di era kejatuhan Orde Baru ini, kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu malam (31/3).
Masih menurutnya, sudah sewajibnya kaum aktivis, kaum intelektual, tokoh agama, buruh dan tani bersatu untuk meluruskan jalannya Revolusi Kebangsaan yang saat ini sudah keluar dari Rel Tujuan Kebangsaan.
[ald]
BERITA TERKAIT: