Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan pernyataan Heru Lelono memberi kesan kental dengan pencitraan pribadi dan budaya kerja ABS alias Asal Bapak Senang.
"Dengan segala hormat kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saya menyatakan keprihatinan dan protes keras atas upaya-upaya pemutarbalikkan fakta oleh Heru Lelono, mengenai kehadiran Prabowo memenuhi undangan Presiden ke istana 11 Maret 2013," ujar Hashim dalam keterangannya, Rabu (20/3).
Keprihatinan ini menjadi semakin mendalam karena informasi tidak benar itu datang dari seorang pejabat sekelas Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dan Informasi. Hashim menjelaskan undangan pertemuan itu bertujuan membahas berbagai permasalahan bangsa dan solusinya dibidang ekonomi, politik dan hukum.
"Saya yakin budaya ABS bukan arahan bapak Presiden. Sikap ABS bisa membawa bangsa kita ke pintu kehancuran ke segala bidang," tegasnya.
Ia berharap kinerja seluruh pejabat publik menunjukan sikap keterbukaan, kejujuran, gotong-royong dan mengutamakan rakyat diatas kepentingan pribadi maupun kelompok. Menurutnya, dalam situasi bangsa dan negara Indonesia yang menghadapi masalah di berbagai bidang sudah selayaknya semua komponen menjadi satu dan saling mendukung serta menguatkan dalam mencari dan menyelesaikan masalah bangsa.
"Saya mengimbau semua pihak agar tetap waspada dan menjauhkan bangsa ini dari kebiasaan melakukan cara-cara yang tidak bermoral dan suka memutar-balikan fakta demi pencitraan," tegasnya kembali.
Protes keras juga pernah dilayangkan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Fadli tegas memastikan pernyataan staf khusus Presiden, Heru Lelono, tidak benar. "Pertemuan di Istana Negara atas undangan dari Presiden SBY melalui Mensesneg Sudi Silalahi, bukan inisiatif pak Prabowo," ujarnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: