"Pilkada tidak semata-mata untuk menang, kadang-kadang untuk tujuan lain yaitu misalnya konsolidasi organisasi atau untuk marwah organisasi," kata Ketua DPP Bidang Informasi dan Penggalangan Opini Partai Golkar, Hajriyanto Y. Thohari, saat dihubungi wartawan, Jumat (8/2).
Jelas Hajriyanto, tidaklah mungkin partai sebesar Golkar tidak mengajukan seorang calon gubernur dalam Pilkada. Ia mencontohkan, Pemilihan Presiden tahun 200 Golkar mengajukan Jusuf Kalla sebagai calon presiden.
Memang, hasil survei pada waktu itu tunjukkan elektabilitas JK sangat rendah. Tetapi demi marwah, Partai Golkar tetap maju dengan calon presidennya.
Supaya tidak terulang lagi kekalahan di Pilkada, ia menerangkan, Golkar akan memperbaiki prosedur, mekanisme dan kualitas seleksi para calon yang mereka usung, serta akan tetap melakukan evalusi.
"Perbaikan prosedur dan mekanisme penentuan calon gubernur atau bupati akan dievaluasi sehingga ke depan lebih kualitatif," ungkapnya.
Hajriyanto menambahkan, saat ini ada fenomenan rasa kurang memiliki dan tanggung jawab di kalangan kader. Ia menengarai hal itu terjadi karena calon-calon yang diusung Golkar tidak dipilih dengan prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan yang kualititatif.
"Yang pasti ada fenomena kurangnya
sense of belonging dan
sense of responsibility saja di kalangan kader," tutupnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: