Untuk mengendusnya, merujuk pada barisan pendukung mantan Ketua PB HMI itu yang sekitar sepekan belakangan seliweran keluar masuk rumah pribadinya di Duren Sawit, Jakarta Timur. Ada dua kemungkinan, Anas Urbaningrum sebagai otak, atau orang lain memperalatnya.
Dua kemungkinan itu ada dalam kerangka desain besar. Desain besar itu adalah kemenangan kekuatan politik Islam primordial pada 2014. Gerakan itu ingin meniru kemenangan gerakan di Mesir, Tunisia dan Libya.
"Ada desain besar di balik perlawanan Anas dan pendukungnya kepada SBY. Dan itu perubahan bentuk negara sekaligus," ungkap pengamat politik senior dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin siang (4/2).
Arbi menjelaskan, ada indikasi bahwa isu Anas berkaitan erat dengan kekuatan "poros tengah" yang sedang dicanangkan oleh Amien Rais Cs, yang konon sudah memasuki enam putaran pertemuan.
"Kekuatan Islam bersatu dalam pemilu mendatang, lalu menegakkan tokoh yang pro Islam, Mahfud MD, yang ada di depan," tegas Arbi Sanit.
Kekuatan pro Islam yang dimaksudnya melihat isu perseteruan Anas Urbaningrum-SBY adalah isu strategis yang cocok untuk dimainkan bersamaan dengan gerakan mereka.
"Ke arah itulah presiden SBY melihat, tapi sejauh ini pura-pura tidak melihat. Dia nggak mau blak-blakan. Wajar, dia politisi, saya pengamat. Saya lebih berani bicara," terang dia.
Arbi tambahkan, analisanya mengenai desain besar kelompok Islam primordial ini baru benar-benar teraba dan terdeteksi setelah Anas mundur dari Demokrat dan berseberangan dengan SBY.
"Saya kira baru sekarang terbuka, bisa diraba dan dideteksi. Tapi sebelum itu memang sudah ada analisa, dan itu di antara mereka-mereka saja (Anas dan kelompok HMI). Sekarang teraba ada kekuatan besar di baliknya," urai Arbi.
[ald]
BERITA TERKAIT: