"Politik yang ditampilkan oleh elit pimpinan partai dan presiden SBY hari ini sangat jauh dari nuansa keberpihakan dan kepedulian terhadap kemanusiaan," ujar Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Masinton Pasaribu kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (17/2).
Dari mimbar Rapimnas Partai Demokrat, misalnya, Ketua Majelis Tinggi yang juga Presiden SBY berpidato panjang lebar tentang konsolidasi partainya, namun tidak sepatah katapun dia mengucapkan belasungkawa terhadap korban banjir dan longsor Menado. Begitupun dengan Wiranto. Pentolan Partai Hanura itu sediktpun tak menyinggung kepedihan yang menimpa warga Menado saat menyambut bergabungnya Harry Tanoe bersama Partai Hanura di kantor DPP Partai Hanura, Menteng Jakarta, sore tadi.
Pidato berapi-api Prabowo saat menyambut bergabungnya PKNU dengan Gerindra tak beda. Dia tidak menyinggung masalah banjir dan longsor di Kota Manado yang terjadi sejak dini hari tadi, pukul 01.00 Wita itu.
"Semuanya abai dengan bencana yang menelan korban jiwa dan melenyapkan harta benda rakyat," sesal kader muda PDI Perjuangan itu.
Sejatinya, kata dia, SBY, Prabowo dan Wiranto berpidato di atas mimbar dengan menunjukkan diri sebagai politisi yang peduli pada kemanusiaan. Bukan sebagai politisi "zombie" dan mati rasa. Dalam situasi kemiskinan yang makin meluas dan tragedi kemanusiaan yang terus terjadi di negeri ini, mereka mestinya menggunakan mimbar politik untuk sesuatu hal yang bermakna dan mendatangkan harapan yang lebih baik untuk rakyat. Bukan untuk kepentingan partainya semata.
"Mereka sudah mengaburkan makna dan substansi politik sebagai cara untuk melakukan kebaikan bagi masyarakat banyak, menjadi hanya urusan kekuasaan dan jabatan," demikian Masinton.
[dem]
BERITA TERKAIT: