Sejak nama Roy Suryo disebut menempati kursi Menteri Negera Pemuda dan Olahraga yang kosong ditinggalkan Andi Alfian Malalrangeng, kritik bermunculan dimana-mana, khususnya di social media maupun media internet. Hampir 80 persen dari kritikan itu bernada mempertanyakan dan meragukan Roy Suryo. Ini menandakan bahwa masyarakat sebenarnya masih belum yakin Roy Suryo dapat mengatasi berbagai persoalan kepemudaan dan keolahragaan di Tanah Air."Sangat disayangkan, pada saat pengumuman tadi SBY tidak menjelaskan alasan penunjukan Roy Suryo. SBY hanya mengatakan bahwa dia Roy Suryo sudah melalui beberapa tahapan interview sebelum diangkat dan telah menyerahkan CV dan mengikuti tes kesehatan. Sementara keraguan masyarakat terhadap kapasitas Roy Suryo untuk diposisikan sebagai Menpora tidak disinggung sama sekali," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh P Daulay, dalam keterangannya, Jumat (11/1).
Memang tidak ada ketentuan yang mengharuskan SBY menyampaikan alasan pengangakatan seorang menteri. Namun, kata Saleh, untuk kasus Roy Suryo yang dikenal sebagai pakar telematika dan pengamat dunia IT, penjelasan dari SBY sangat penting. Setidaknya, agar masyarakat dapat mengetahui sudut pandang SBY mengenai permasalahannya.
"Tidak heran bila masyarakat berkesimpulan bahwa penunjukan Roy Suryo hanya didasarkan atas hak prerogatif presiden. Dengan kata lain, karena ada hak prerogatif, lalu Roy Suryo tepat menduduki Menpora," kata dia.
Menurut Saleh, SBY terkesan memaksakan kader Demokrat untuk menduduki kursi Menpora. Semestinya, bila tidak ada kader internal, SBY masih bisa mengambil kader partai lain atau memilih seseorang yang ahli dalam bidang kepemudaan dan keolahragaan.
"Pengangkatan Roy Suryo menimbulkan kesan bahwa SBY lebih peduli pada aspek politik daripada aspek pelayanan masyarakat. SBY dibelenggu oleh kekuatan politik, baik dari internal partai Demokrat maupun partai-partai lain. Padahal, basis kekuatan SBY adalah dukungan rakyat. Karena itu, sudah semestinya suara dan kritik rakyat didengar dan dijawab," tambah Saleh.
"Saya kira, di kalangan internal Demokrat sebenarnya ada kader lain. Namun, karena alasan untuk mengurangi tensi dan faksi-faksi yang ada, SBY memilih Roy Suryo. Dia dinilai memiliki akseptabilitas di semua faksi yang ada di Demokrat. Lagi-lagi, pertimbangan SBY adalah pertimbangan politis, bukan strategis," demikian Saleh. [dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: