Gunnex dilaksanakan sebanyak 4 sesi yaitu penembakan Meriam OSRG 76 mm dengan metode remote Pusat Informasi Tempur (PIT) dan metode manual dari Target Designated Sight (TDS), penembakan Mitraliur Vector G2 20 mm kanan dan kiri, dilanjutkan dengan penembakan SKWS Terma Decoy secara remote PIT dan manual (CU anjungan) sebagai simulasi menetralisir ancaman incoming missile, serta diakhiri dengan penembakan sniper tipe AX 7,62 mm dalam skenario menghadapi ancaman asimetris.
Komandan KRI Diponegoro-365, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, menjelaskan bahwa latihan penembakan ini merupakan sarana yang sangat penting dalam menguji fungsi dari sistem Sensor, Weapon and Command (Sewaco) yang dimiliki oleh kapal dan mempertahankan profesionalisme serta naluri tempur prajurit pengawak dalam menghadapi perkembangan situasi yang sangat kompleks dan dinamis terutama di daerah misi perairan Lebanon.
“Bentuk latihan seperti ini selaras dengan visi Panglima TNI “PRIMA”, yang salah satunya adalah TNI harus profesional dalam memenuhi segala tuntutan tugas yang diberikan terutama di daerah konflik seperti Lebanon yang sampai dengan saat ini belum ada tanda-tanda akan menuju ke arah yang lebih kondusif,” ujar Komandan KRI Diponegoro-365 dalam keterangannya, Senin (27/5).
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dalam berbagai kesempatan menyampaikan kepada seluruh prajurit Jalasena yang saat ini tengah menjalankan misi perdamaian dunia untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam situasi apapun guna menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks.
BERITA TERKAIT: