Begitu disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat pembekalan kepada 1.226 peserta Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan dan Sespimmen Polri, di Gedung Juang Yos Sudarso Sesko TNI, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).
"Apapun permasalahan yang mungkin terjadi di wilayah adalah tanggung jawab kalian, dapat kalian antisipasi sebelumnya. Itulah pentingnya berkomunikasi, berkoordinasi, dan berkolaborasi dalam upaya sinergis bersama kekuatan lain," kata Panglima TNI.
Dilanjutkannya, perang di masa depan membentuk peran militer yang semakin kompleks. Memahami strategi militer saat ini sama dengan memahami pertempuran di era hiperkonektivitas, evolusi teknologi yang semakin cepat, serta munculnya perang hybrid dan asimetrik.
“Indonesia adalah negara besar ditinjau dari luas wilayah, jumlah penduduk, ragam budaya dan kekayaan alamnya. Diperlukan upaya besar untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan menjaga tetap dalam wadah persatuan dan kesatuan,†ucap Marsekal Hadi.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menyampaikan bahwa lingkungan strategis, tantangan dan ancaman akan terus berubah, sehingga peran TNI pun akan terus berubah, berevolusi menyesuaikan perkembangan zaman.
Ditambahkan Panglima TNI, pelaku peperangan tidak lagi diidentifikasi sebagai kekuatan militer semata, tetapi pihak-pihak yang memiliki kekuatan fisik maupun non-fisik bisa melakukan peperangan.
"Seperti perang politik, perang ideologi, perang media, perang informasi, perang opini, perang ekonomi atau perang dagang, perang hukum, dan lain-lain,†jelasnya.
Karena itu, TNI sebagai organisasi militer profesional harus terus menata diri. Tentu penataan itu membutuhkan perwira-perwira yang kompeten seperti para lulusan Sesko TNI.
"Perwira-perwira lulusan Sesko TNI diharapkan menjadi figur-figur pemimpin TNI masa depan yang adaptif, tidak alergi dengan perubahan. Setiap saat kita harus siap berubah karena lingkungan di sekitar kita juga terus berubah," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: