Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kang TB: Renstra Kedua MEF TNI Masih 0 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 31 Juli 2017, 11:17 WIB
Kang TB: Renstra Kedua MEF TNI Masih 0 Persen
Tubagus Hasanuddin/Net
rmol news logo . Rencana strategis (renstra) pembangunan TNI melalui program Minimum Essensial Force (MEF) dibagi dalam tiga tahap. Pertama 2009 hingga 2014, kedua 2015 sampai dengan 2019, dan terakhir 2020 hingga 2024.

Target yang ditentukan dalam renstra 1 adalah 30 persen. Selanjutnya, kedua adalah 30 persen, dan sisanya diselesaikan dalam renstra terakhir.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menerangkan, dalam renstra pertama telah dicapai kurang lebih 27 persen. Sementara dalam rentra kedua, dalam tiga tahun terakhir ini masih 0 persen.

"Seharusnya dalam renstra kedua ini sudah harus tercapai, diantaranya, pengadaan pesawat tempur TNI AU, kapal selam TNI AL, dan rudal taktis TNI AD," ujar Kang TB sapaan akrab politisi PDI Perjuangan itu, Senin (31/7).

Jelas Kang TB, tersendatnya pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) ini harus segera mendapat perhatian dari Kementerian Pertahanan, agar program pembangunan alutsista TNI dapat diwujudkan sesuai renstra.

"Membangun dan memperkuat TNI tidak boleh terhambat mengingat hakekat ancaman yang semakin nyata di depan kita.
Dua spot yang menjadi perhatian kita terutama di wilayah Natuna dan perbatasan dengan Philipina tidak boleh diabaikan," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, usai upacara peringatan Hari Bakti TNI AU ke-70 pada Sabtu (29/7/2017), mengungkapkan, bahwa pihaknya masih memiliki banyak kekurangan dalam hal alutsista.

Di hadapan awak media, ia juga mengharapkan pesawat baru dari pemerintah segera direalisasikan. Sebab, hingga kini banyak beberapa penerbangnya sudah lama tidak menerbangkan pesawat.

"Kementrian Pertahanan sedang merencanakan untuk pembelian 11 lesawat Sukhoi 35, dan kami selaku pengguna mengharapkan hal tersebut segera terealisasi. Karena penerbang-penerbang saya yang berada di skuadron 14, yang menerbangkan F-5 sudah hampir satu setengah tahun sudah tidak terbang. Sehingga kita menunggu Alutsista itu," jelasnya.

Walaupun demikian, saat ini pihaknya berupaya agar para penerbangnya bisa menerbangkan pesawat. "Kami terbangkan mereka di skuadron-skuadron seperti, di skuadron 11 untuk menerbangkan Sukhoi 27 dan 30. Dan di skuadron 15 mereka menerbangkan pesawat T-50," ujarnya.

Lebih lanjut, Kasau mengharapkan semoga dengan kehadiran 11 pesawat Sukhoi dari pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. "Mudah-mudahan untuk 11 pesawat yang direncanakan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Kementrian Pertahanan bisa segera hadir untuk menjawab masalah-masalah tersebut," imbuhnya.

Ia menambahkan, mengenai pembangunan skuadron baru, sampai saat ini belum akan dilakukan pihaknya. Meski demikian, pihaknya akan segera melakukan kegiatan kehadiran.

"Untuk skuadron baru belum akan dibuat, tapi kita melakukan kegiatan kehadiran. Seperti saat ini, kita menghadirkan satu flight di Kupang, Nusa tenggara Timur," tutupnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA