Hal itu dikatakan pengamat ekonomi dan bisnis dari Universitas Borobudur, Jatenangan Manalu, dalam diskusi bertajuk "Terorisme Doktrin Anti Kemanusian dan Anti Dialogis Berdampak Terguncangnya Ekonomi", di Jakarta, Sabtu (9/7).
Menurutnya, investor mengharapkan keamanan dan kenyamanan berinvestasi. Untuk itu, pemerintah harus memberikan stabilitas politik dan keamanan.
"Bayangkan kalau satu investor perusahaan berpindah ke luar negeri saja bisa dihitung berapa kerugian yang dialami negara, apalagi kalau investor yang berpindah ke luar negeri dari dua hingga tiga perusahaan," urainya.
Dia tegaskan lagi, keamanan dan kenyamanan berinvestasi akan menumbuhkan pendapatan nasional.
"Yang dirugikan terorisme bukan hanya negara, tapi investor dalam dan luar negeri," jelasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: