Menurutnya, Kepala BIN Sutiyoso harus bisa menjaga jangan sampai ada kesalahpahaman atau salah persepsi di masyarakat jika aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah-Thamrin beberapa hari lalu merupakan dampak dari lamanya pihak intelijen mendeteksi teror.
"Saya pernah jadi korban intelijen, ada luka lama memang antara intelijen dan umat. Makanya kepala BIN harus bisa menjaga betul dan buat masyarakat percaya kalau kejadian kemarin bukan cara kerja lama intelijen," jelas Fatwa usai menghadiri pelantikan Pelajar Islam Indonesia (PII) di kantor Kemendikbud, Jakarta, Minggu (17/1).
Fatwa meyakini jika teror kemarin bukanlah cara kerja intelijen yang lama. Sejauh ini, intelijen sudah secara profesional menghadapi aksi teror di Indonesia.
"Tapi ya itu, kepala intelijen sebagai penanggung jawab harus bisa menghilangkan keraguan di masyarakat. Harus dihapus betul-betul dan timbulkan perspektif baru dan prasangka positif soal intelijen di masyarakat," bebernya.
Lebih lanjut, Fatwa pun mengapresiasi kinerja polisi yang dibantu militer bergerak cepat mengatasi masalah teror di Jakarta. Menurut dia, semua perangkat keamanan harus bisa terus melakukan koordinasi dengan masyarakat dan tokoh agama soal pendidikan agama yang baik.
"Perlakuan itu kan orang salah didik dan frustrasi. Jadi dalam rangka pencegahan pihak keamanan, intelijen dan masyarakat harus berkoordinasi," demikian Fatwa.
[wah]
BERITA TERKAIT: