Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Basis Dibombardir, ISIS Gunakan Serangan Model Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 20 November 2015, 18:58 WIB
Basis Dibombardir, ISIS Gunakan Serangan Model Baru
rmol news logo . Serangkaian teror yang diklaim dilakukan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Paris, pada Jumat (13/11) lalu, menjadi bahan pembelajaran dan antisipasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Teror dengan bom bunuh diri serta tembakan membabi buta dengan AK47 menyebabkan 129 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera berat.

Dari analisa juru bicara BNPT Prof. Irfan Idris, model teror yang digunakan ISIS itu adalah model baru.

"Mereka mengubah pola teror. Kalau selama ini mereka melakukan teror dan serangan di wilayah yang pendukung ISIS banyak seperti Suriah dan Irak, sekarang mereka menghantam wilayah yang pendukung mereka sedikit, tapi memiliki dampak yang sangat luar biasa," ujar Irfan dalam keterangannya (Jumat, 20/11).

Strategi ISIS ini, lanjut Irfan, adalah bagian dari strategi melebarkan sayap mereka. Pasalnya, saat ini kedudukan mereka di Suriah tengah dibombardir pasukan Rusia, sehingga kalau tidak keluar, misi mereka menyebarkan paham-paham ekstrem dan khilafah, sekaligus menebar teror menjadi terbatas.

"Dari situlah, mereka (ISIS) lantas membalas ke negara-negara yang ikut membombardir mereka melalui pengikut-pengikutnya di negara-negara tersebut," ungkapnya.

Diakuinya, secara jumlah, pengikut ISIS tidak terlalu banyak di setiap negara. Namun ancaman seperti teror di Paris, bisa terjadi di negara-negara lainnya.

"Kalau strategi itu terus mereka mainkan, pasti akan terjadi banyak teror dan ledakan bom di banyak negara yang ada simpatisan ISIS, termasuk Indonesia," imbuhnya.

Karena itulah, bangsa Indonesia harus ikut aktif dalam penanggulangan terorisme. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan, juga hard approach tentang bagaimana memperketat keamanan di tempat-tempat keramaian.

"Selain itu juga memperketat pengawasan secara massif di lembaga-lembaga pendidikan seperti kampus dan pondok pesantren, yang notabene dihuni anak muda yang mudah dicekokin paham-paham ekstrem," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA