Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jadi Direktur Pindad, Silmy Karim Dukung Kemandirian Industri Pertahanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 22 Desember 2014, 22:16 WIB
rmol news logo Direktur Utama PT. Pindad (Persero) resmi dijabat Silmy Karim. Kepastian mengenai hal itu disampaikan Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN, Muhamad Zamkhani.

Zamkhani menyerahkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-270/MBU/12/2014, yang isinya mengangkat Silmy sebagai Dirut Pindad disaksikan jajaran direksi dan komisaris Pindad di kantor Kementerian BUMN Jakarta (Senin, 22/12).

Zamkhani pun meminta Silmy dan jajaran direksi PT Pindad agar dapat fokus guna meningkatkan kapasitas produksi dan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI / Polri yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Kini susunan dewan direksi telah lengkap, dengan demikian Pak Silmy bisa kerja lebih keras dan solid untuk menjawab kebutuhan pasar alutsista domestik bagi TNI dan Polri,” terang Zamkhani.

Silmy menyambut baik permintaan tersebut. ‎Dia tekankan kesiapannya untuk menguatkan kemandirian industri pertahanan yang telah menjadi tugas pokok Pindad.

Saya sedang pelajari, dan kami yakin dengan dukungan pemegang saham, dan para pemangku kepentingan lainnya dari Kementerian Pertahanan, Kementerian BUMN, TNI dan Polri, maka Pindad mampu untuk merancang program peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar domestik,” terangnya.

Menurutnya, ‎peningkatan kapasitas produksi ini sejalan dengan tekad manajemen untuk menjawab tantangan membangun kemandirian industri pertahanan.

Dalam catatan Silmy manajemen Pindad akan fokus pada produksi peluru berbagai kaliber, termasuk kaliber besar seperti 20mm dan 105mm yang diperlukan TNI, juga kendaraan tempur yang telah dirintis dengan hadirnya panser Anoa, kendaraan taktis Komodo hingga panser kanon 90mm yang diberi nama Badak.

Di persenjataan pun kami akan lebih mengasah kemampuan dengan melahirkan produk unggulan seperti yang telah dirintis rekan-rekan dengan hadirnya senapan serbu 7,62mm hingga senapan penembak runduk (SPR2) yang mampu menjangkau sasaran efektif 2 kilometer dengan peluru 12,7mm,” terangnya.

Silmy juga punya strategi lain diluar peningkatan kapasitas produksi. caranya dengan menggandeng mitra strategis dari manca negara yang telah memiliki reputasi dan jaringan pemasaran alutsista global. Disisi lain, kata dia, Pindad telah merintis berbagai program kemitraan strategis yang dapat membantu terjadinya alih teknologi dan pembukaan pasar baru.

Salah satu contohnya adalah upaya kerjasama dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) yang juga berinduk ke Rheinmetall di Jerman. Upaya kerjasama itu dilakukan untuk membangun pabrik amunisi kaliber besar yang berlokasi di Turen, Malang.

Hal itu, lanjut Silmy, merupakan bagian dari upaya strategis untuk peningkatan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi bagi para karyawan Pindad untuk memenuhi kebutuhan domestik bagi TNI.

Lebih dari itu sekaligus kami menekankan pula pada kerjasama ini mesti mencakup upaya memenuhi permintaan pasar amunisi kaliber besar di dunia yang merupakan bagian dari supply chain global yang harus kita kuasai kelak,” terang pengganti Sudirman Said yang telah didapuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri ESDM itu.

Sudirman Said sendiri menyambut gembira dan memuji Silmy. Menurutnya, Silmy adalah ‎sosok yang tepat menggantikan dirinya. Dia adalah seorang profesional yang integritas dan komitmennya untuk pengembangan industri pertahanan tak perlu diragukan.

"Silmy memahami dengan sangat baik seluk beluk Pindad dan industri pertahanan karena merupakan salah satu arsitek dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang dibentuk pemerintah sebagai tindak lanjut penerapan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan‎," terang Sudirman.

Latar belakang Silmy Karim di KKIP dan aktivitasnya di lingkup Kementerian Pertahanan dapat membantu dirinya memahami tuntutan yang harus dipenuhi dalam tugas barunya sebagai Direktur Utama Pindad.
Dukungan seluruh pemegang saham, staf/karyawan, jajaran direksi, komisaris, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta berbagai mitra strategis yang telah dijalin Pindad merupakan kunci-kunci pokok yang harus menjadi perhatian saya dalam mengemban tugas di Pindad,” tambah Silmy.

Sebelum di Pindad, Silmy memang dikenal aktif bicara di berbagai forum di dalam dan luar negeri sebagai pemerhati kebijakan dan isu-isu pertahanan. Silmy telah mengikuti pendidikan pertahanan di berbagai institusi seperti NATO School di Jerman, Harvard University di Amerika Serikat, Naval Post Graduate School di Amerika Serikat, dan George C. Marshall European Center for Security Studies di Jerman. Baru-baru ini Silmy juga telah melansir bukunya yang bertajuk Membangun Kemandirian Industri Pertahanan” pada awal November silam di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta.

Di mata Silmy industri pertahanan nasional mesti tumbuh sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Silmy yakin betul bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun kemandirian industri pertahanan nasionalnya.

Jangan mau ketinggalan dari negara lain, kebangkitan dan pertumbuhan industri pertahanan cermin keberhasilan pembangunan teknologi, pemberdayaan sumber daya manusia sekaligus ketahanan nasional kita sebagai suatu bangsa,” terangnya.

PT Pindad sebagai perseroan terbatas milik negara dibentuk pada tahun 1983. Perusahaan yang akar sejarahnya telah berdiri sejak masa kolonial Belanda itu, aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI, dan juga telah mengekspor sejumlah produk unggulannya seperti amunisi dan kendaraan tempur ke pasar global. PT Pindad selain menghasilkan alutsista juga memiliki divisi yang menghasilkan mesin industri seperti pengait rel kereta api, motor traksi, generator hingga crane kapal laut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA