Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Diminta Pelototi Pergantian Kabaintelkam Polri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 28 September 2014, 10:28 WIB
Jokowi Diminta Pelototi Pergantian Kabaintelkam Polri
rmol news logo Presiden terpilih Jokowi perlu mencermati dengan serius proses pergantian Kepala Bagian Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri yang akan berlangsung akhir September 2014 ini. Tujuannya agar Kabaintelkam dipegang oleh perwira tinggi (Pati) yang tepat.

Dengan demikian, proses pelantikan Jokowi sebagai Presiden pada 20 Oktober berjalan aman, lancar, dan tidak ada gangguan yang serius.

Kabaintelkam Polri Komjen Suparni Parto yang lahir 7 September 1956 sudah memasuki masa pensiun dan akan meninggalkan jabatannya pada akhir September ini. Artinya, pada 1 Oktober 2014 sudah dilantik Kabaintelkam baru.

Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane mengatakan, dari informasi yang diperoleh IPW, beredar isu di kalangan elit Polri bahwa posisi Kabaintelkam akan dipegang oleh Akpol 81 atau satu angkatan dengan Kapolri Sutarman. Namun, kalangan perwira muda di Polri menginginkan posisi Kabaintelkam dipegang oleh perwira muda, mengingat kinerja Intelkam Polri ke depan perlu mengimbangi kinerja pemerintahan baru Jokowi-JK.

"Ada sejumlah nama yang muncul sebagai calon kuat untuk menjabat Kabaintelkam Polri, di antaranya Irjen Syafrudin (Kadiv Propam), Irjen Noer Ali (Kapolda Jateng), Irjen Djoko Mukti Haryono (Wakaba Intelkam), dan beberapa nama pati dari Badan Intelijen Negara (BIN)," beber Neta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (28/9).

Neta menekankan, intelijen adalah institusi yang sangat strategis, yang perlu dicermati dan ditata kinerjanya oleh Jokowi. Selama ini kinerja intelijen dinilainya selalu kedodoran dan dikeluhkan banyak pihak. Padahal, ancaman keamanan ke
depan, terutama di era pemerintahan Presiden Jokowi masih tetap tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Begitu pula isu terorisme, narkoba, peredaran senjata api ilegal maupun konflik politik perlu dicermati Jokowi dengan pendekatan intelijen agar tidak mencuat menjadi gangguan kamtibmas.

"Bagaimana pun kinerja intelijen, terutama intelijen Polri harus benar-benar prima menjelang pelantikan Jokowi sebagai presiden," tegasnya.

Untuk itu, lanjut Neta, IPW berharap Jokowi ikut mencermati proses "pemilihan" Kabaintelkam Polri yang baru agar Polri tidak salah pilih atau asal pilih.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA