Hal itu disampaikan Panglima saat peresmian Media Center di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/5).
Dan terkait itu, dengan nada kelakar, Panglima berkomitmen agar para wartawan yang bertugas di Mabes TNI tidak sulit hanya untuk mencari kopi.
"Jadikan ini rumah kedua kalian. Saya sudah perintahkan Kepala Pusat Penerangan untuk membuat mini bar. Janganlah mau minum kopi saja bingung ke mana. Semua ada di sini," ucap Panglima disambut tawa wartawan.
Dalam pidatonya, Panglima juga mengatakan bahwa bahasa adalah unsur utama mengkontruksi realitas. Keberadaan bahasa media massa bukan lagi cuma untuk gambarkan realitas, tetapi juga tentukan citra di alam pikir masyarakat.
Penggunaan bahas tertentu dan pilihan menyajikan realitas mempengaruhi kontruksi dan makna realitas.
Media massa menjadi sistem dalam sebuah sistem besar yang memberi sinyal ancaman terhadap negara atau
early warning system. Media massa bisa lebih dini mendeteksi dan mendalami sebab akibat ancaman masyarakat seperti terorisme.
"Saya berangan dan berharap mimpi itu jadi kenyataan, bila TNI bisa bekerjasama dengan seluruh media massa nasional. Media center TNI akan jadi corong utama peningkatan taraf hidup masyarakat," terangnya.
Karena itu, sekali lagi dia berharap Media Center TNI menjadi rumah kedua untuk menjaga negara dan bangsa. Inilah tanggung jawab lebih besar TNI dan media massa.
"Bangsa dan negara bisa besar karena media massa, sekaligus bisa hancur juga karena media massa," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Fuad Basya, mengatakan, gedung media center itu adalah bekas perpustakaan Mabes TNI.[wid]
Media Center itu punya empat fungsi utama. Sebagai tempat media monitoring, media analysis, perpustakaan TNI, dan
pressroom.
[wid]
BERITA TERKAIT: