"Iitu perlu dikaji oleh pimpinan Polri. Terlalu lama dan terlalu banyak korbannya," ujar Sidarto di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/1).
Tim Densus 88 melumpuhkan enam terduga teroris dalam penggerebekan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten selama sembilan jam, pada Selasa malam (31/12) malam hingga Rabu dini hari (1/1).
Sidarto secara khusus meminta tim Densus 88 yang terlibat dalam operasi penggerebekan di Ciputat itu perlu dievaluasi. Menurutnya, matinya terduga teroris berarti hilangnya informasi.
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, para teroris pasti memilih melawan hingga titik darah penghabisan. Sebab jika tertangkap hidup-hidup, mereka berpandangan hal itu justru membahayakan jaringan. Apalagi kalau sampai menyerah, bisa-bisa dianggap berkhianat dan membocorkan informasi rekannya.
"Dalam bertindak, Polri jangan terjebak dengan filosofi mereka itu. Cari cara yang lebih cerdas hingga korban jiwa dari pihak mana pun bisa diminimalisir. Jika berhasil melumpuhkan teroris hidup-hidup, itu akan memudahkan penyelidikan kasus," tandas Sidarto yang juga mantan ajudan Bung Karno seperti dilansir dari
JPNN.
[rus]
BERITA TERKAIT: