Shifa hanya sampai semifinal dan kalah dari atlet kurash Uzbekistan, Dildor Shermetova di nomor 63 kg. Duel yang berlangsung selama tiga menit itu sebenarnya berakhir imbang dengan skor 1-1.
Akan tetapi, bantingan terakhir yang dilakukan oleh Shermetova membuat atlet kurash terbaik asal Uzbekistan itu berhak melaÂju ke final.
Karena bantingan itu pula, Shifa harus puas dengan medÂali perunggu setelah terhenti di semifinal.
Terlepas dari hasil ini, perempuan berusia 18 tahun itu patut bangga karena menjadi atlet kurash pertama yang meraih medali bagi Indonesia di Asian Games.
Kurash sendiri merupakan olahraga beladiri yang berasal dari Turki dan berkembang pesat di Uzbekistan.
"Saya tidak diberi target di ajang ini. Selain ini cabang baru lawan saya memang lebih pengalaman," ucap Shifa.
Medali diserahkan oleh President Kurash Asia (KCAO) Mr. Komil Ruziev dan Ketua Umum PB Kurash Indonesia Teuku Riefky Harsya dengan urutan Medali Emas kepada Shermetova Dildor (Uzbekistan), Medali Perak kepada Bayarbat Baasanjargal (Mongolia) dan Medali Perunggu kepada Shifa Kasani Najmu (Indonesia) dan Abdulmalikova Mukhlisa (Uzbekistan).
Teuku Riefky seusai pertandingan tetap puas walau Shifa kalah. Menurutnya, Shifa hanya kalah jam terbang di ajang ini.
PBKI menurunkan 14 atÂlet, 8 Pria dan 6 Wanita untuk mengikuti 7 kelas pertandingan dibawah asuhan Pelatih Denny Zulfendri dan Sugiri serta Manager Tim, Ira Purnama Sari. Untuk 4 kelas Pria terdiri dari Kelas -66 kg, -81 kg, -90 kg dan +90 kg, sedangkan 3 kelas Wanita terdiri dari Kelas -52 kg, -63 kg, -78 kg.
"Apa yang sudah dicapai Shifa sudah maksimal karena menjadi wanita Indonesia pertama yang meraih medali di kurash. Dia perlu mengasah diri lagi setelah ini. Sebab, Asian Games telah di depan mata," kata Teuku. ***