Bagi Sekjend Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni, keberhasilan pasangan yang akrab dengan nama panggilan Owi/Butet tersebut memecahkan tangis haru dan kegembiraan jutaan rakyat Indonesia. Karena menyaksikan lagu Indonesia Raya dilantunkan di area Olimpiade dan Sang Merah Putih berkibar di atas bendera negara-negara lain.
Apalagi, sambung dia, kemenangan Owi-Butet tersebut bertepatan pada momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. "Inilah kemerdekaan yang kontekstual untuk saat ini, kemenangan Indonesia melalui prestasi-prestasi anak bangsanya karena dedikasi dan kerja keras," kata Raja Juli Antoni (Kamis, 18/8).
Selain itu juga, prestasi tersebut merupakan persembahan emas dari generasi emas Indonesia: anak-anak muda Indonesia untuk rakyat Indonesia. Mengingat, Tontowi Ahmad berusia 29 tahun dan Liliyana Natsir 30 tahun.
"Inilah salah satu momen terpenting yang menciptakan kebanggaan sebagai anak Indonesia. Semoga Owi-Butet menjadi teladan bagi anak muda Indonesia agar bekerja keras dan fokus mengejar prestasi di bidang apa pun," tandas tokoh muda yang akrab disapa Toni ini.
Namun dia mengingatkan kebhinekaan adalah modal utama untuk berprestasi. Karena pasangan Owi-Butet merupakan wujud dari kekuatan bangsa Indonesia. Keduanya berasal dari keragaman jenis kelamin, etnik, adat-istiadat, budaya dan agama namun bisa bersatu mewujudkan kemenangan bagi bangsa Indonesia.
Owi dari Bayumas, Jawa Tengah beragama Islam. Sementara Butet dari Manado, Sulawesi Utara beretnis Tionghoa-Minahasa dan beragama Kristen. Karena itu dia menilai pasangan Owi-Butet adalah perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika.
"Mereka berdua seperti sepasang burung garuda yang berhasil mengepakkan sayapnya dan menjadi perhatian di dunia yang kakinya membawa pita Bhinneka Tunggal Ika. Mereka tidak hanya menegaskan Indonesia adalah juara, juga, kamilah Indonesia yang beragam!" demikian Raja Juli Antoni.
[zul]
BERITA TERKAIT: